Radang Amandel Pada Anak, Kapan Harus Diangkat?

Radang Amandel Pada Anak, Kapan Harus Diangkat?

Bagikan :


Radang amandel (tonsillitis) adalah radang yang umum terjadi pada anak. Kondisi ini ditandai dengan nyeri telan, demam, batuk dan pilek. Pada beberapa kasus, radang amandel membutuhkan tindakan operasi pengangkatan amandel. Lalu, kapan amandel si kecil perlu diangkat? Simak ulasannya berikut ini.

 

Penyebab radang amandel

Radang amandel atau tonsilitis adalah peradangan yang terjadi pada amandel. Umumnya radang amandel dialami oleh anak-anak usia 3 hingga 7 tahun, namun bisa juga terjadi pada usia dewasa. Penyebab radang amandel bisa bermacam-macam, namun utamanya adalah infeksi virus atau bakteri. Umumnya radang amandel dapat disembuhkan dengan obat-obatan antibiotik dan perawatan di rumah, namun ada kalanya kondisi radang amandel semakin parah sehingga perlu diangkat.

 

Kapan perlu dilakukan pengangkatan amandel?

Dilansir dari WebMD, pengangkatan amandel atau tonsilektomi bisa dilakukan ketika pasien mengalami radang amandel yang sering kambuh dan menyebabkan gangguan kesehatan lainnya seperti sleep apnea. Kriteria pengangkatan amandel di antaranya:

1. Terjadi peradangan amandel yang cukup sering

Dokter akan memberi saran untuk pengangkatan amandel ketika radang amandel sangat sering kambuh. Jika anak sering mengalami tonsilitis setidaknya 7 kali dalam setahun, 5 kali dalam 2 tahun, atau 3 kali peradangan dalam 3 tahun maka dokter biasanya akan merekomendasikan pengangkatan amandel.

Radang amandel umumnya membutuhkan masa penyembuhan 1 hingga 2 minggu. Jika kondisi ini menyebabkan si kecil sering ijin sekolah dan mengganggu aktivitas lainnya, dokter dapat merekomendasikan pengangkatan amandel.

2. Radang amandel memasuki tahap kronis

Untuk radang amandel yang memasuki tahap kronis dan tidak sembuh dalam waktu 2 minggu, dokter juga umumnya akan merekomendasikan tonsilektomi. Pada kondisi lain, dokter juga akan merekomendasikan tonsilektomi jika peradangan disebabkan oleh infeksi bakteri group A Streptococcus B hemoliticus dan pemberian obat antibiotik tidak mampu mengatasi infeksi yang terjadi.

3. Menyebabkan gangguan tidur pada anak

Peradangan amandel yang bersifat kronis bisa megakibatkan pembesaran yang menetap. Posisi amandel yang berada di pangkal tenggorokan menyebabkan gangguan aliran udara saat bernapas terutama ketika tidur atau yang dikenal dengan istilah sleep apnea. Jika anak sering mendengkur, kemungkinan kondisi tersebut adalah sleep apnea.

4. Timbulnya bau mulut

Radang amandel dapat menyebabkan timbulnya bau mulut atau halitosis. Kondisi ini umumnya terjadi akibat peradangan amandel yang tak lagi merespon obat-obatan dari dokter. Untuk menjaga kesehatan rongga mulut, umumnya dokter akan meyarankan pengangkatan amandel.

5. Tanda-tanda keganasan

Pembesaran amandel juga dapat menjadi salah satu tanda keganasan pada amandel. Apabila radang amandel terjadi berulang kali dan disertai munculnya benjolan di leher, penurunan berat badan, dan perubahan suara maka dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan lanjutan. Jika ditemui tanda-tanda keganasan, maka opsi pengangkatan amandel akan dilakukan untuk mencegah penyebaran keganasan.

Jika dokter menyarankan untuk operasi pengangkatan amandel, penting bagi orang tua untuk mengetahui informasi mengenai risiko dan manfaat dari operasi tersebut serta bagaimana penanganan setelah operasi. Pastikan anak Anda memang memenuhi syarat dan kriteria untuk melakukan operasi tersebut dan jangan lupa beri penjelasan pada anak mengenai kondisi yang dialami.

 

Writer: Ratih

Edited by: dr. Nadya Hambali

Last updated: 18-Juni-2021